Sholat Idul Fitri 1 Syawal 1439 Hijriah di Universitas Muhammadiyah Palembang

Setiap hari Raya Islam, Universitas Muhammadiyah Palembang (UMPalembang) selalu menggelar sholat ied secara berjamaah. Begitu pula tahun ini, ribuan jamaah dari unsur keluarga besar Universitas Muhammadiyah Palembang dan warga kota Palembang hadir untuk Sholat Idul Fitri 1439 Hijriah yang jatuh pada tanggal 15 Juni 2018, di Kampus Universitas Muhammadiyah Palembang Jalan Ahmad Yani 13 Ulu Palembang. Adapun khotib Sholat Idul Fitri 1 Syawal 1439 Hijriah di Kampus Universitas Muhammadiyah Palembang adalah Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., yang juga Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang.
idul fitri 2018 (4)
 
Dalam khotbahnya Dr. Abid Djazuli, S,E., M.M., Idul Fitri juga meneguhkan kembali kepada agama dan meninggalkan segala sesuatu yang bertentangan dengannya. Sambil menyatakan bahwa hidup manusia harus didasari oleh agama yang benar. Beragama yang menuntut keihklasan dalam pengabdian serta menuntut agar setiap saat dalam perjalanan hidup tidak terjadi pelanggaran kecil maupun besar. Lebih lanjut Dr. Abid Djazuli, S,E., M.M., juga mengungkapkan, dalam suasana yang gembira dan hati yang bersih ini marilah sejenak kita memperhatikan perkembangan negara kita beberapa tahun terakhir ini. Terdapat banyak masalah dan peristiwa yang menyayat hati. Di antaranya adalah masalah ketidakpercayaan kepada orang lain, masalah harga diri manusia yang tidak dianggap sebagai mahluk bermartabat, masalah meningkatnya pada keangkuhan kelompok, dan masalah-masalah sosial-politik yang terus mengiringi langkah negara di era reformasi ini.
idul fitri 2018 (3)
 
“Sebagai seorang muslim, tentu sangat menyayangkan peristiwa-peristiwa itu terjadi, karena sangat bertentangan dengan norma dan nilai ajaran Islam. Esensi ajaran Islam adalah keselamatan dan membuat orang menjadi selamat, serta menghindarkan diri dari perbuatan yang membuat orang lain terganggu, baik lisan maupun tangannya” ungkap Dr. Abid Djazuli, S,E., M.M. Doktor Ilmu Ekonomi UMPalembang ini juga menambahkan, Negara Indonesia yang kita cintai ini bukan hanya negeri yang multikultural, etnis dan bahasa tapi juga multi agama. Sejak berabad-abad negeri ini telah mengenal agama-agama besar dunia. Dan di Indonesia agama-agama itu bisa hidup dangan ciri khas keindonesiannya, meskipun kadang-kadang kita menyaksikan ketidak harmonisan hubungan antar agama.
 
“Penting untuk ditegaskan bahwa hubungan antar sesama manusia dengan bermacam ragam perbedaannya merupakan salah satu syarat adanya dinamika dan kemajuan” tambah Dr. Abid Djazuli, S,E., M.M. Pada kesempatan yang sama Dr. Abid Djazuli, S,E., M.M., mengajak para jamaah sholat Idul Fitri 1439 Hijriah dan seluruh umat Islam, marilah bersama-sama mempererat hubungan dan memperkuat silaturrahmi dalam masyarakat kita. Sesama anggota masyarakat yang tidak menghendaki adanya krisis yang lebih besar, kita belajar mengembangkan sikap bahwa apa yang dilakukan para pemimpin kita saat ini merupakan usaha mereka membawa bangsa ini menuju kemakmuran dan keadilan.
idul fitri 2018 (2)
“Momentum Idul Fitri 1439 Hijriah ini, sangat baik bagi kita, kaum muslim untuk kembali menumbuhkembangkan moralitas luhur, sikap saling menghargai pendapat orang lain, toleransi, silaturrahmi, dan menempatkan martabat manusia pada tempat yang selayaknya. Dengan semangat Idul Fitri dan nila-nilai puasa Ramadhan, kita kikis habis rasa saling curiga, prasangka buruk, saling menuduh, bergunjing, acuh tak acuh. Dan sikap amoral lain yang menghambat kita keluar dari krisis multi aspek ini” ujar Dr. Abid Djazuli, S,E., M.M.