um-palembang.ac.id – Universitas Muhammadiyah Palembang semakin meneguhkan langkahnya sebagai perguruan tinggi berkelas internasional. Melalui Biro Kerja Sama dan Urusan Internasional Universitas Muhammadiyah Palembang berkolaborasi dengan Persatuan Insinyur Indonesia (PII) dan Indonesian Marketing Association (IMA) Palembang menyelenggarakan “Seminar Internasional Sustainable Humanistic Energy Transition”, pada Kamis–Jumat, 2–3 Oktober 2025.
Hadir dalam acara ini Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang, Prof. Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) Wilayah II Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc., Asisten III Kota Palembang Ir. Akhmad Bastari, M.T., IPM., ASEAN.Eng., Vice President Management Human Capital dan Umum PT. PLN Engineering Ibu Riziki Yayu Feberina, Wakil Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, MT., IPU. ASEAN.Eng., Sekjen PII Dr. Ir. Teguh Haryono, MBA, IPU., ASEAN.Eng., dan Sekretaris Jenderal Indonesian Marketing Association Taufik.
Acara ini juga menghadirkan para pakar energi, akademisi, praktisi industri, hingga tokoh masyarakat dalam dan luar negeri yang bertempat di Ballroom Hotel Aryaduta Palembang, dan Aula Gedung KH. Faqih Usman Lantai 7 Universitas Muhammadiyah Palembang.
Tema yang diangkat, “Sustainable Humanistic Energy Transition”, menjadi jawaban atas tantangan global: keterbatasan energi fosil, krisis iklim, dan kebutuhan mendesak akan energi terbarukan yang inklusif. Seminar ini digelar di Kota Palembang dan menjadi wadah pertukaran ide, penelitian, serta pengalaman dari berbagai perspektif lintas negara.
Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang, Prof. Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., dalam sambutannya menekankan bahwa universitas tidak hanya berfungsi sebagai lembaga pendidikan, tetapi juga agen perubahan sosial. Menurutnya, perguruan tinggi memiliki tanggung jawab besar dalam memastikan transisi energi berjalan tidak semata berbasis teknologi, tetapi juga berorientasi pada aspek humanistik.
“Pentingnya mencari energi alternatif adalah untuk mengatasi keterbatasan energi fosil yang kian menipis, melindungi lingkungan dari emisi gas rumah kaca, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pasokan energi dari luar negeri. Energi alternatif seperti surya dan angin adalah jawaban bagi keberlanjutan masa depan,” ujar Prof. Abid.
Ia menegaskan, pendekatan transisi energi harus mempertimbangkan keadilan sosial. Pergeseran menuju energi bersih tidak boleh meninggalkan kelompok masyarakat tertentu, melainkan harus membawa manfaat kolektif.
“Seminar internasional ini menjadi bagian dari upaya kami mendukung program “Kampus Berdampak” Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi, sekaligus kontribusi nyata Universitas Muhammadiyah Palembang dalam memberikan solusi akademis atas persoalan energi global,” lanjut Prof. Abid.
Kehadiran narasumber lintas negara menjadikan seminar ini bernilai strategis. Beberapa nama besar yang tampil antara lain: Prof. Dr. Ir. Agus Taufik Mulyono, M.T., IPU., ASEAN.Eng. (Institution of Engineers Indonesia)., Prof. Datuk Ir. Ts. Dr. Ahmad Fauzi Ismail (Universiti Teknologi Malaysia)., Prof. Dr. Masato Tominaga (Saga University, Jepang)., Prof. Dr. Ing. Ir. Misri Gozan, M.Tech., IPU., ASEAN-Eng. (Institution of Engineers Indonesia)., Prof. Ts. Dr. Juhana Jaafar (Universiti Teknologi Malaysia)., Prof. Dr. Sri Rahayu, S.E., M.M., (Universitas Muhammadiyah Palembang)., Ir. Chairani Rachmatullah, M.T., M.Eng.Sc., IPU. (PT PLN Engineering – Indonesia).
Kepala Biro Kerjasama dan Urusan Internasional, Prof. Ir. Erna Yuliwati, M.T., Ph.D., dalam laporannya menyampaikan bahwa diskusi dalam seminar internasional ini akan banyak menyoroti potensi energi terbarukan di Indonesia, mulai dari tenaga surya, angin, panas bumi, hingga bioenergi. Indonesia memiliki sumber daya yang melimpah, namun masih menghadapi tantangan besar dalam implementasi, seperti regulasi, investasi, dan kesadaran publik.
Selain itu, turut hadir pakar dari India, Thailand, Malaysia, hingga Singapura, serta perwakilan IMA dan Yayasan Mitra Hijau Indonesia. Mereka membagikan pandangan terkait tren global, inovasi teknologi energi, serta strategi keberlanjutan.
Prof. Ir. Erna Yuliwati, M.T., Ph.D., juga menyampaikan harapan agar seminar internasional ini tidak berhenti sebagai ajang diskusi, melainkan menghasilkan rekomendasi yang dapat ditindaklanjuti.
Pada kesempatan yang sama Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc., menekankan bahwa transisi menuju energi terbarukan bukan lagi pilihan, melainkan keharusan yang harus segera dilakukan. Menurutnya, keterlibatan perguruan tinggi menjadi kunci dalam mendukung target penurunan emisi karbon hingga mencapai net zero emission pada tahun 2050.
“Perguruan tinggi harus berperan aktif, bukan hanya lewat riset dan inovasi, tetapi juga dalam melahirkan lulusan yang mampu menjadi pemimpin pembangunan rendah karbon,” ujarnya.
Prof. Dr. Iskhaq Iskandar, M.Sc., menambahkan, keberhasilan pembangunan di masa depan sangat bergantung pada generasi yang memiliki pengetahuan teknologi ramah lingkungan, energi terbarukan, serta pemahaman mendalam tentang keberlanjutan.
Kolaborasi antara perguruan tinggi, asosiasi profesi, dan pelaku industri juga diharapkan dapat menghasilkan rekomendasi praktis dalam mendukung agenda transisi energi nasional.
Editor : Rianza Putra