SKK Migas-Medco E&P Grissik Gandeng Universitas Muhammadiyah Palembang Perkuat Kompetensi Pengelolaan Lahan dan Kehutanan Lewat Teknologi Geotagging

um-palembang.ac.id – Universitas Muhammadiyah Palembang kembali menunjukkan perannya sebagai mitra strategis bagi industri energi dan pemerintah dalam isu lingkungan. Melalui kegiatan Pengembangan Kapasitas dan Kompetensi Personil Land and Forestry Berbasis Teknologi Geotagging dalam Pemenuhan Kewajiban Pemegang PPKH AN. SKK Migas–Medco E&P Grissik LTD.

Kegiatan ini berlangsung di Aula KH. Faqih Usman Lantai 7, Rabu 10 Desember 2025, menghadirkan para pemangku kepentingan dari kampus, industri, dan pemerintah. Hadir Wakil Rektor II Prof. Dr. Sri Rahayu, S.E., M.M., Wakil Rektor III Dr. Eko Ariyanto, S.T., M.Chem.Eng., Ketua Pusat Studi Lingkungan Berkelanjutan sekaligus Koordinator Acara, Jun Harbi, S.Hut., M.Si., Ph.D., Head Field Relations Community Enhancement Medco, Ari Wahyudi, S.H., Perwakilan SKK Migas Sumbagsel Muhammad Irvan, serta Kepala Bidang Pengelolaan DAS dan RHL Dinas Kehutanan Sumsel, Oscar Devi, S.Hut., M.Si.

Dalam sambutannya, Jun Harbi menegaskan bahwa kepercayaan yang diberikan SKK Migas–Medco kepada Universitas Muhammadiyah Palembang bukan tanpa alasan. Universitas Muhammadiyah Palembang telah menyandang akreditasi unggul dan menjadi perguruan tinggi terbaik di Sumatera Selatan.

“Kami percaya diri bisa menjadi mitra terbaik Medco Energi dan SKK Migas, karena kampus ini mempunyai akademisi terbaik dan berpengalaman sesuai bidang. Teknologi geotagging yang kita dorong saat ini bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan untuk memastikan pengelolaan lahan dan hutan yang akuntabel,” tegasnya.

Lebih lanjut Dr. Eko Ariyanto, S.T., M.Chem.Eng., menguatkan poin tersebut. Baginya, geotagging bukan sekadar aplikasi pemetaan berbasis lokasi. Lebih dari itu, ia menjadi instrumen penting dalam membuktikan kepatuhan perusahaan terhadap PPKH (Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan).

“Ketika perusahaan masuk kawasan hutan, ada tanggung jawab pemulihan dan pelaporan yang harus akurat, dapat dilacak, dan bisa dipertanggungjawabkan. Geotagging menjamin transparansi itu,” jelasnya.

Universitas Muhammadiyah Palembang memastikan program seperti ini tidak berhenti sebagai acara seremonial, tepai menargetkan ada jejaring riset, technical assistance, dan program monitoring berkelanjutan. Bagi kampus, ini adalah ruang nyata untuk mengaplikasikan ilmu dan memperkuat rekam jejak dalam isu lingkungan hidup.

Medco E&P Grissik sebagai operator migas di wilayah Sumsel sudah lama bersinggungan dengan kawasan hutan dalam operasionalnya. Ari Wahyudi dalam kesempatan tersebut menyampaikan bahwa peningkatan kapasitas SDM adalah bagian dari komitmen keberlanjutan perusahaan.

“Kami tidak mau bekerja dengan pola lama. Semua harus berbasis data dan traceable. Melalui kerja sama dengan Universitas Muhammadiyah Palembang kami ingin memastikan personil Land and Forestry memahami standar teknis yang benar dan terkini,” ujarnya.

Kegiatan pelatihan kali ini menitikberatkan pada praktik penggunaan geotagging untuk memetakan kondisi lahan, titik reklamasi, serta proses rehabilitasi di kawasan hutan. Personil yang terlibat dituntut tidak hanya paham teori, tetapi mampu mengimplementasikan langsung di lapangan.

Editor : Rianza Putra