um-palembang.ac.id – Al Islam Kemuhammadiyahan (AIK) harus menjadi identitas kebanggaan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang karena hal ini yang menjadi pembeda dibandingkan lulusan kampus terakreditasi unggul ini dengan lulusan kampus lain.
Hal tersebut disampaikan Drs. Abu Hanifah, Badan Pembina Harian Universitas Muhammadiyah Palembang saat membuka kegiatan Baitul Arqam Mahasiswa (BAM) baru Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Palembang tahun akademik 2025/2026 di Pondok Pesantren Thawalib Sriwijaya, Palembang, pada Sabtu–Minggu, 4–5 Oktober 2025.
Hadir dalam pembukaan kegiatan tersebut Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang Prof. Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., Wakil Rektor I Prof. Dr. Ir. Kgs. Ahmad Roni, S.T., M.T., Wakil Rektor II Prof. Dr. Sri Rahayu, S.E., M.M., Wakil Rektor IV Dr. Suroso PR, M.Pd.I., Dekan Fakultas Agama Islam Dr. Purmansyah Ariadi, M.Hum., Ketua Lembaga AIK dan Kaderisasi Dr. Yahya, Lc., M.Pd.I., Kepala Biro Kemahasiswaan dan Alumni Helyadi, S.H., M.H., serta para instruktur BAM.
Lebih lanjut Drs. Abu Hanifah memberikan pesan yang kuat mengenai makna AIK bagi mahasiswa dan lulusan. Ia menegaskan bahwa AIK bukan sekadar formalitas akademik, melainkan jati diri yang harus diwujudkan dalam karakter dan tindakan.
“AlK ini bukan sekadar pelengkap kurikulum, tetapi identitas utama yang membedakan lulusan Universitas Muhammadiyah Palembang dari kampus lain. Saya berharap mahasiswa baru mengikuti BAM ini dengan kesungguhan, karena dari sinilah karakter, kepribadian, dan cara pandang Muhammadiyah dibentuk, dan memahami jati diri AIK sekaligus bekal moral dan intelektual saat menjadi lulusan nanti,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang tidak cukup hanya berkompeten secara akademik. Mereka juga harus memiliki keunggulan akhlak, spiritualitas, dan pemahaman keislaman yang berkemajuan. Menurutnya, lulusan Muhammadiyah dikenal bukan hanya karena ijazahnya, tetapi karena nilai yang mereka tunjukkan dalam kehidupan sosial dan profesional.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Lembaga AIK dan Kaderisasi Universitas Muhammadiyah Palembang, Dr. Yahya, Lc., M.Pd.I., menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan. Ia menegaskan bahwa BAM merupakan pintu gerbang utama pengkaderan dasar Muhammadiyah bagi mahasiswa baru.
“Baitul Arqam Mahasiswa bukan kegiatan seremonial atau sekadar orientasi. Ini adalah proses penguatan identitas, sekaligus bagian dari pembentukan mental, spiritual, dan ideologis mahasiswa Muhammadiyah. Karena itu, BAM menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib di Universitas Muhammadiyah Palembang,” jelasnya.
Lebih lanjut, Dr. Yahya menyatakan bahwa BAM telah dirancang sebagai pembinaan yang bersifat aplikatif. Selama kegiatan, mahasiswa baru mengikuti rangkaian pembinaan ibadah, penguatan pemahaman organisasi, serta pendalaman nilai-nilai AIK. Agenda tersebut mencakup sholat wajib berjamaah, sholat malam, pembacaan Al-Quran, kajian ideologi Muhammadiyah, dan diskusi tentang Islam berkemajuan.
“Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Palembang harus mengenal dan bangga dengan identitas kampusnya. Nilai-nilai AIK yang mereka pelajari bukan hanya untuk dihafal, tetapi diamalkan dalam kehidupan akademik dan sosial,” pungkasnya.
Kegiatan BAM menjadi salah satu pembeda utama yang diperoleh mahasiswa selama masa studi di Universitas Muhammadiyah Palembang. Dalam implementasinya, pembinaan ini dirancang sebagai bekal jangka panjang yang tidak berhenti setelah kegiatan selesai, melainkan berlanjut dalam aktivitas perkuliahan dan organisasi.
Editor : Rianza Putra