um-palembang.ac.id – Dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Palembang kembali menunjukkan komitmennya dalam pengabdian kepada masyarakat. Empat dosen FAI bersama mahasiswa Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) melaksanakan program Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) di SMK Muhammadiyah 3 Palembang pada Senin, 6 Oktober 2025.
Kegiatan ini dibuka oleh perwakilan SMK Muhammadiyah 3 Palembang, Zelvi, M.Pd.I. Dalam sambutannya ia menegaskan pentingnya keterlibatan aktif peserta. “Kami ingin para siswa mengikuti kegiatan ini dengan sungguh-sungguh. Pemahaman ibadah yang benar harus dibentuk sejak dini agar tidak salah praktik di kehidupan sehari-hari,” ujarnya.
Tim PkM FAI Universitas Muhammadiyah Palembang yang diketuai oleh Dr. Sayid Habiburrahman, M.Pd.I., dengan anggota Dr. Hoirul Amri, M.Esy., Dr. Yahya, Lc., M.Pd.I., dan Dr. Ahmad Tasmi, M.Pd.I. Mereka juga berkolaborasi dengan mahasiswa PPL yang sedang bertugas di sekolah tersebut.
Tema yang diangkat adalah “Tata Cara Berwudhu dan Tayamum menurut Tarjih Muhammadiyah.” Fokusnya adalah memberi pemahaman yang benar dan aplikatif kepada siswa sesuai dengan tuntunan tarjih.
“Banyak yang merasa sudah bisa wudhu atau tayamum, tapi ketika dicek masih ada gerakan yang tidak sesuai kaidah. Melalui PkM ini kami ingin meluruskan pemahaman berdasarkan tarjih Muhammadiyah,” jelas Dr. Sayid Habiburrahman.
Sebanyak 30 siswa terlibat aktif sebagai peserta. Dari hasil observasi, sebagian dari mereka masih belum memahami secara detail tata cara berwudhu yang sah dan sempurna.
Sesi praktik dibagi menjadi dua bagian. Dr. Yahya memandu langsung tata cara berwudhu sesuai tarjih Muhammadiyah. “Wudhu bukan sekadar membasuh anggota tubuh. Ada rukun, urutan, dan kesempurnaan yang harus dijaga. Kalau wudhunya salah, ibadahnya ikut terdampak,” tegas Dr. Yahya.
Sementara itu, praktik tayamum dipandu oleh Dr. Hoirul Amri, M.Esy., dan Dr. Ahmad Tasmi, M.Pd.I. Mereka menekankan urgensi memahami tayamum sebagai pengganti wudhu dalam kondisi tertentu.
“Tayamum sering dianggap sekadar menepuk debu lalu mengusap wajah. Padahal ada syarat, niat, dan tata laksana yang jelas dalam tarjih,” terang Dr. Hoirul Amri.
Dr. Ahmad Tasmi menambahkan, “Tujuan kami bukan hanya mengajarkan praktik, tapi memastikan siswa paham kapan tayamum boleh dilakukan dan bagaimana cara yang tepat” jelasnya.
Para siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan mencoba langsung praktik wudhu dan tayamum. Pendekatan interaktif ini dinilai efektif oleh tim pelaksana. “Anak-anak ini generasi penerus amal usaha Muhammadiyah. Jadi pembinaan ibadah harus dimulai dari hal paling mendasar,” ujar Dr. Sayid menegaskan.
Pihak sekolah menyambut baik pelaksanaan kegiatan ini dan membuka peluang lanjutan untuk tema-tema keagamaan lainnya.
Zelvi, M.Pd.I., menutup kegiatan dengan mengucapkan terima kasih, “Kami berterima kasih kepada FAI Universitas Muhammadiyah Palembang. Kolaborasi seperti ini sangat dibutuhkan sekolah agar pembinaan agama tidak hanya normatif, tapi konkret dan aplikatif” pungkasnya.
Editor : Rianza Putra