um-palembang.ac.id – Dalam rangka memperingati Hari Tani Nasional Tahun 2025, Himpunan Mahasiswa Agribisnis (Himagri) Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Palembang menyelenggarakan seminar inspiratif bertajuk “Merajut Asa di Ladang Karya Generasi Muda: Bertani, Beraksi, dan Berarti”. Acara ini digelar pada Sabtu, 18 Oktober 2025, bertempat di Aula Gedung KH. Faqih Usman Lantai 7.
Seminar ini menghadirkan dua pakar pertanian kenamaan Sumatera Selatan Dr. Ir. M. Yamin, M.P., dan Prof. Dr. Ir. Supli Effendi Rahim, M.Sc., dengan Dr. Yetty Hastiana, M.Si., bertindak sebagai moderator. Kehadiran para akademisi sekaligus praktisi di bidang pertanian ini menambah bobot diskusi mengenai masa depan dunia pertanian Indonesia, khususnya di tangan generasi muda.
Acara secara resmi dibuka oleh Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Palembang, Prof. Dr. Sri Rahayu, S.E., M.M. Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi yang tinggi untuk seluruh panitia dan mahasiswa yang berhasil menyelenggarakan kegiatan ini dengan melibatkan akademisi dari berbagai perguruan tinggi di Sumatera Selatan.
“Seminar seperti ini bukan hanya menjadi ajang diskusi, tetapi juga deklarasi bahwa generasi muda tidak boleh menjauh dari dunia pertanian. Justru dari tangan kalianlah masa depan kedaulatan pangan Indonesia ditentukan,” ujar Prof. Sri Rahayu penuh semangat.
Turut hadir Dekan Fakultas Pertanian, Dr. Helmi Zuryani, S.Pi., M.Si., para Wakil Dekan, Ketua Program Studi, dosen, serta ratusan mahasiswa lintas jurusan. Kehadiran peserta yang antusias menunjukkan bahwa isu pertanian kini tak lagi dianggap kuno, tetapi justru menjadi bidang strategis dan menjanjikan di masa depan.
Dalam pemaparannya, Dr. M. Yamin menegaskan bahwa pertanian modern tidak lagi identik dengan pekerjaan kasar di sawah. Menurutnya, industri pertanian saat ini sudah memasuki era digitalisasi, mekanisasi, hingga agripreneurship.
“Petani masa depan bukan hanya mereka yang menanam, tetapi juga yang mampu mengelola data, memahami pasar, dan membangun brand produk lokal” jelasnya.
Sementara itu, Prof. Supli Effendi Rahim menyoroti pentingnya kemandirian pangan dan ketahanan ekonomi berbasis komoditas lokal. Ia mengajak mahasiswa untuk tidak hanya menjadi penonton dalam transformasi besar dunia pertanian.
“Indonesia punya lahan luas dan kekayaan hayati melimpah. Sayangnya, kita masih banyak mengimpor bahan pangan. Kalau bukan kalian yang mengubah kondisi ini, siapa lagi?” tegasnya.
Seminar diakhiri dengan sesi diskusi interaktif, di mana mahasiswa menunjukkan antusiasme tinggi dengan berbagai pertanyaan seputar kewirausahaan pertanian, peluang karier, hingga strategi menghadapi tantangan global seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga pangan.
Editor : Rianza Putra