Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Kunjungi Universitas Muhammadiyah Palembang

Palembang, umpalembang.ac.id – Mentari Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Prof. Dr. Muhadjir Effendi, M.AP., mengunjungi Universitas Muhammadiyah Palembang dalam rangka kegiatan silaturahmi bersama warga Muhammadiyah Sumatera Selatan, Senin (4/3/2019).

Sebelumnya Mendikbud RI juga menghadiri pembukaan acara Gebyar Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2019 yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan Kota Palembang.

Kedatangan Mendikbud RI Prof. Dr. Muhadjir Effendi, M.AP., disambut langsung Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., dan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumsel Prof. Dr. Romli SA, M.Ag., serta Ketua BPH Dr. H.M. Idris, S.E., M.Si.

umpalembang.ac.id

Dalam sambutanya, Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., mengucapkan selamat datang di Universitas Muhammadiyah Palembang (UMPalembang), yang ditahun 2019 ini genap berusia 40 tahun.

“Mudah-mudahan kedatangan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di provinsi Sumatera Selatan, membuat pendidikan di kota Palembang semakin berkemajuan” ungkapnya.

Sementara itu, Prof. Dr. Muhadjir Effendi, M.AP., menuturkan bahwa, Universitas Muhammadiyah Palembang merupakan salah satu perguruan tinggi Muhammadiyah yang cukup maju di luar pulau Jawa. Rusunawa akan diupayakan untuk segera dibangun di UMPalembang dalam mendukung proses pembelajaran mahasiswa.

“Jaga terus momentum ini dan selalu jaga silaturahmi dengan berbagai pihak untuk meningkatkan kemajuan, Universitas Muhammadiyah Palembang mulai menyisihkan sebagian rezekinya untuk membantu sekolah-sekolah dan amal usaha Muhammadiyah, karena akan membuat semakin maju dan sukses” ujarnya.

Rektor Universitas Muhammadiyah Malang Periode 2000-2016 ini juga menambahkan, warga Muhammadiyah Sumsel harus menjadi bagian dari proses demokrasi bangsa dan jangan pernah berpikir kalau kita bagian dari luar pemerintahan, kita ini mestinya harus berani menjadi bagian dari pemerintahan.

“Saya contohkan Insinyur Juanda adalah penggagas NKRI tahun 1957, Waktu itu ada namanya Deklarasi Djuanda seluruh wilayah laut air maupun darat baik darat yang ada di luar pulau maupun yang ada di dalam perairan laut Jawa merupakan bagian dari Indonesia dan klaim sepihak ini dulu dipersoalkan oleh negara lain, tapi tahun 1984 diratifikasi menjadi menjadi konvensi hukum internasional, yang lewat laut Jawa itu itu perlu izin kepada kita untuk ke laut lepas menyeberangi Selat Sunda” jelasnya.

“Selat Sunda dahulu adalah laut internasional, perairan internasional tetapi berkat Ir. Djuanda yang merupakan tokoh Muhammadiyah maka Indonesia menjadi negara yang utuh seperti sekarang menjadi NKRI, dan Ir. Juanda pernah ditawari menjadi dosen di ITB, tetapi lebh memilih menjadi guru di SMA Muhammadiyah Menteng, oleh karena itu sudah banyak sekali peranan Muhammadiyah dalam membangun negara Indonesia ini” tambahnya.

Editor: Rianza