Lantik 28 Dokter Baru, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Sudah Hasilkan 415 Alumni

um-palembang.ac.id – Walaupun Pandemi Covid-19 masih terjadi, perjuangan mencari ilmu tetap dilakukan sebaik mungkin. Begitu kiranya yang dilakukan oleh 28 dokter baru Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang yang melakukan pelantikan dokter baru di masa pandemi ini oleh Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang dr. Yanti Rosita, M.Kes.

Prosesi pengambilan sumpah sebanyak 28 dokter baru lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang berlangsung khidmat, di Aula FK UMPalembang, Sabtu (16/1/2021) yang turut dihadiri Direktur RS BARI Palembang dr. Hj. Makkiani, S.H. MARS., dan Direktur RS Muhammadiyah Palembang dr. Pangestu Widodo, MARS. Dan dengan demikian, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang tercatat sudah menghasilkan 415 orang dokter sejak berdirinya pada tahun 2008.

IMG-20210116-WA0013

Dalam sambutanya, Rektor Universitas Muhammadiyah Palembang Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., mengucapkan selamat kepada para dokter baru, keluarga dan para pimpinan dan dosen Fakultas Kedokteran atas kesuksesannya hingga terlaksananya sumpah dokter ini tahun akademik 2020/2021.

Ia melanjutkan, pengambilan Sumpah Dokter merupakan bentuk pernyataan diri dari lulusan program studi Kedokteran yang telah menyelesaikan dua proses pendidikan yaitu Pendidikan Sarjana Kedokteran dan Pendidikan Profesi. Dengan pengambilan sumpah tersebut seorang dokter baru berhak untuk mengabdikan diri kepada masyarakat dan bekerja sesuai dengan keprofesiannya.

IMG-20210116-WA0010

Menurutnya, sumpah juga merupakan suatu syarat mutlak untuk sebuah profesi. Dokter, sebagaimana profesi lain, memerlukan jiwa kesatuan (corporateness). Sumpah itu diucap setelah syarat-syarat keprofesian lainnya dipenuhi, yakni syarat keahlian (expertise) yang ditempuh melalui jenjang pendidikan khusus. Konsekuensi dari keahlian khusus dan ikrar sumpah tersebut pada gilirannya adalah pada tanggung jawab sosial (social responsibility) yang harus dipegang teguh.

“Saya mencermati, dalam salah satu butir sumpah dokter itu ada nilai yang sangat mulia, yakni sumpah untuk menjalankan tugas dengan cara yang berhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan, serta sumpah pelayanan terhadap penderita dengan tidak memandang bulu, baik suku, agama, kedudukan sosial, maupun kelompok apapun” jelasnya.

IMG-20210116-WA0011

Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., mengatakan, dalam konteks kemuhammadiyahan, K.H. Ahmad Dahlan pernah berpesan untuk senantiasa berpihak kepada kaum dhuafa. Bahkan secara khusus, pendiri Muhammadiyah itu mengajak kita semua belajar secara terus menerus untuk mencapai profesi tertentu, karena tantangan jaman semakin lama semakin keras.

Dan, ketika telah mencapai pada posisi apapun, kembalilah mengabdi pada masyarakat dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Muhammadiyah. Lebih lengkap KH Ahmad Dahlan mengatakan: “Muhammadiyah ini lain dengan Muhammadiyah yang akan datang. Maka teruslah bersekolah menuntut ilmu pengetahuan di mana saja. Jadilah guru kembali ke Muhammadiyah. Jadilah dokter kembali ke Muhammadiyah. Jadilah Mesteer, insinyur dan lain-lain, dan kembalilah kepada Muhammadiyah”.

“Perlu saya sampaikan, pengembangan akademik UMPalembang melibatkan berbagai pihak dan diupayakan dengan berbagai cara. Fakultas Kedokteran pada awal pendirian dan perkembangannya telah dibina dan dibimbing oleh Fakultas Kedokeran Universitas Sriwijaya. Selain itu kerjasama dengan Rumah Sakit Pemerintah, RSUD maupun Rumah Sakit Muhammadiyah se-provinsi Sumatera Selatan juga diperkuat” katanya.

IMG-20210116-WA0012

Pada kesempatan yang sama, Dr. Abid Djazuli, S.E., M.M., menambahkan bahwa upaya pengembangan akademik yang telah dilakukan oleh Fakultas Kedokteran antara lain dengan melengkapi sarana-prasarana pembelajaran, sistem pembelajaran menggunakan pendekatan Problem Based Learning serta meningkatkan keilmuan staf dosen dengan menyekolahkan S2, S3, spesialisasi dan mengikuti seminar, pelatihan atau workshop bagi staf dosen.

Kendatipun tantangan dunia kedokteran saat ini sungguh sangat berat. Berbagai macam penyakit; penyakit menular yang belum tuntas seperti penyakit Virus Corvid-19 yang sekarang menjadi Pandemi global. Hal ini merupakan tantangan bagi dokter selaku pemberi pelayanan kesehatan maupun sebagai ilmuan yang harus bertindak sesuai dengan keilmuannya dan selalu mengembangkan keilmuannya.

“Sebagai dokter baru akan secara langsung berhadapan dengan kondisi ini. Oleh karena itu sebagai seorang dokter harus mampu berkompetisi dengan sehat dan tetap menjunjung etika moral serta menanamkan social yang tinggi untuk membantu masyarakat yang tidak mampu” tambahnya.

Editor: Rianza Putra