Dosen FK UM Palembang Gelar Pemberdayaan Masyarakat Berwawasan Pendidikan Kesehatan Melalui Pengelolaan Sampah Sebagai Upaya Mereduksi Bahaya Nyamuk Vektor di Desa Beti Kabupaten Ogan Ilir

um-palembang.ac.id – Desa Beti merupakan Desa yang berada di Wilayah Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir Provinsi Sumatera Selatan. Jarak dari tempat pelaksanaan PKM ke Kota Palembang lebih kurang 43 km dengan transportasi darat yang biasa digunakan masyarakat. Lama perjalanan ke Desa Beti bisa ditempuh dalam waktu 2 jam dengan mempunyai Wilayah Desa yang cukup luas yaitu 673 Ha. Meskipun jarak dari kota besar tidak terlalu jauh, tetapi kondisi ekonomi masyarakat desa ini masih tergolong menengah dan bawah.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan kepala desa diperoleh beberapa permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat Desa Beti yaitu berkaitan dengan sampah yang belum dimaksimalkan pemanfaatannya. Banyak sampah-sampah bekas dan plastik atau sampah lainnya yang dapat mengakibatkan genangan air yang berbahaya bagi lingkungan terutama akan mengundang terjangkitnya penyakit demam berdarah dan tercemarnya lingkungan melalui bau yang tidak sedap.

Bahkan di sekitar jalan raya jarang ditemukan adanya tempat sampah sehingga sampah seringkali masih berserakan di pinggir jalan terutama sampah plastik dan masyarakat Desa Beti kurang memiliki kesadaran akan dampak tempat pembuangan sampah illegal bagi lingkungan dan kesehatan.

Selain itu kesadaran masyarakat yang masih lemah terhadap pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan juga salah satu permasalahan di Desa Beti. Untuk itu berdasarkan rembukan antara tim pelaksana dan Kepala Desa Beti maka ada beberapa solusi yang akan diberikan yaitu utamanya adalah untuk pengelolaan sampah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, mendorong Dosen Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Muhammadiyah Palembang melakukan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Berwawasan Pendidikan Kesehatan Melalui Pengelolaan Sampah Sebagai Upaya Mereduksi Bahaya Nyamuk Vektor Penyakit dan Peningkatan Kesejahteraan di Desa Beti Kecamatan Indralaya Selatan Kabupaten Ogan Ilir pada, Sabtu (16/10/2021).

Kegiatan ini juga bagian dari realisasi Riset Hibah Muhammadiyah Batch V tahun 2021, yang diketuai oleh Indri Ramayanti, S.Si, M.Sc., dengan anggota dr. Thia Prameswarie, M.Biomed., Resy Asmalia, S.KM. M.Kes., Yogi Saputra., Fandika Dhimas Prayogi., Khalifah Hasanah Ilham., serta Ghina Zalmih. Turut hadir juga dalam kegiatan tersebut, Angga Arafat Kepala Desa Beti, dan didukung oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Ogan Ilir.

Indri Ramayanti, S.Si, M.Sc., mengatakan bahwa kegiatan ini diberikan sebagai bagian untuk mereduksi sampah-sampah plastik dan kaleng yang berpotensi mencemari lingkungan. Sampah-sampah tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk dijadikan bahan kerajinan yang berguna bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Ia juga menjelaskan, bahwa tim dari Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang memberikan beberapa solusi kepada masyarakat desa Bangsal agar masyarakat dapat meningkatkan kemampuan diri dalam bidang kesehatan dan lingkungan yaitu melalui pemanfaatan barang bekas yang solutif, kreatif, inovatif serta ramah lingkungan. Selain itu dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku masyarakat mengenai pencegahan demam berdarah agar memiliki sikap kesadaran tinggi tentang kesehatan fisik maupun lingkungan khususnya di dalam kasus DBD.

Selain itu juga turut diberikan penyuluhan dan pembimbingan terhadap pendidikan berwawasan kesehatan sebagai bagian dari perubahan pola pikir masyarakat bahwa kesehatan sangat penting bagi kehidupan melalui penjagaan lingkungan sekitar yang bersih dan bebas dari sampah baik yang berpotensi penyakit demam berdarah maupun yang tidak. Sehingga melalui media sosial produk-produk yang dihasilkan dari sampah bekas tersebut dapat dipasarkan secara luas.

Indri Ramayanti, S.Si, M.Sc., menuturkan, berdasarkan hasil analisis situasi menunjukkan bahwa perlu adanya upaya dalam peningkatan kemampuan masyarakat di bidang ekonomi kreatif, kesehatan dan lingkungan. Keaadaan pemukiman yang padat, jarak rumah yang berdekatan dan pengelolaan sampah masih dijalankan secara tradisional melalui pembakaran dan penimbunan di lahan kosong oleh karena tidak adanya TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sampah dan TPS (Tempat Pembuangan Sampah).

Untuk itu, Indri Ramayanti, S.Si, M.Sc., dan tim menganggap melakukan program pembinaan dan pendampingan melalui pelatihan memanfaatkan sampah seperti gelas bekas, botol bekas dan kaleng-kaleng bekas yang ada disekitar tempat tinggal sehingga akan memutuskan rantai penularan penyakit yang disebabkan oleh vektor nyamuk, mengurangi pencemaran lingkungan bahkan lebih jauh memberikan keuntungan terhadap masyarakat itu sendiri melalui pemberian pengetahuan dan keahlian untuk mengelola sampah yang bukan hanya ramah terhadap lingkungan namun juga bernilai ekonomis.

Selain itu, jarak antar rumah di Desa Beti yang berdekatan sehingga memudahkan penularan penyakit DBD dan masyarakat umumnya masih memiliki pemahaman dan perilaku yang kurang tepat mengenai pemberantasan sarang nyamuk dalam rangka penanggulangan penularan penyakit Demam Berdarah Dengue.

Sehingga Indri Ramayanti, S.Si, M.Sc., dan tim juga melakukan penyuluhan dan meningkatkan peran serta masyarakat dengan melakukan program 3 M Plus, untuk plusnya dengan memberikan dan menanam tanaman pengusir nyamuk. Hal ini menyebabkan program pengabdian dipandang penting dilaksakan demi mencapai tujuan untuk mewujudkan masyarakat yang sehat dan tercipta desa sehat yang bebas dari vektor nyamuk.

Indri Ramayanti, S.Si, M.Sc., berharap setelah kegiatan ini dilaksanakan, masyarakat Desa Beti nantinya dapat menghasilkan inovasi-inovasi kreatif baru dalam pengolahan sampah dan dapat memiliki pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik, sehingga diharapkan juga Desa Beti menjadi desa sadar kesehatan dan sadar kebersihan lingkungan.

Editor: Rianza Putra